Selasa, 11 Januari 2011

rumah anti global warming

Hutan adalah aset yang paling berharga untuk menyejukkan bumi. Namun, saat ini banyak sekali terdapat hutan gundul. Sedangkan, untuk membentuk hutan lebat diperlukan waktu ratusan tahun lamanya. Padahal, pohon – pohon di hutan berfungsi sebagai pemberi oksigen pada planet kita. Pohon – pohon di hutan punya kekuatan untuk menarik air dan menyimpannya. Tanpa pohon – pohon tersebut manusia akan kekurangan air.
Menurut peneliti dari Universitas New Hamsphire,Amerika Serikat, zat nitrogen dalam pepohonan sangat membantu  memantulkan sinar matahari yang masuk ke bumi, kembali ke atmosfer. Selain itu, nitrogen daun jua berfungsi menyerap gas asam arang (CO2) yang ada di udara. Jadi, hutan jaga dapat membantu mencegah global warming. Apalagi dengan adanya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan yang mulai mencair memberikan dampak yang besar pula pada efek global warming.
Menurut penelitian yang dilakukan NASA dan National Snow and Ice Data Center yang berpusat di Colorado, bongkahan es di Laut Arktik mencair dengan cepat. Untuk tahun ini bongkahan es mencair sebanyak 90 persen, padahal di tahun lalu baru 70 persen. Sehingga saat ini di Laut Arktik hampir tidak ada bongkahan es. Padahal, es di laut sangatlah penting untuk memantulkan kembali sinar matahari yang jatuh ke bumi. Apabila banyak es yang mencair,maka semakin banyak sinar matahari yang diserap samudra, yang mengakibatkan samudera semakin panas dan meluap. Bumi pun makin panas dan terjadilah banjir tanpa hujan. Pulau – pulaupun mulai tenggelam.
Perubahan ekosistem itu nyata terlihat pada populasi hewan. Hewan – hewan mulai meninggalkan tempat tinggalnya karena udara yang cukup panas di tempat tinggal asalnya, beberapa spesies juga banyak yang berkurang, bahkan lenyap sama sekali. Kondisi es di Antartikapun jauh lebih memprihatinkan lagi. Sudah banyak gletser yang mencair dan     pulau – pulau es banyak yang menghilang. Diperkirakan 8.300 kilometer persegi es telah hilang dari benua antartika yang dahulu memiliki 91 persen volume gletser di bumi, sedangkan kita mengetahui bahwa gletser merupakan sumber air ersih dunia. Apabila gletser – gletser tersebut menghilang, maka kita akan sulit mendapatkan air bersih. Apabila di jumlah total, maka kumlah es yang mencair di Laut Arktik dan benua Antartika mencapai 2 triliun ton es.
Fenomena gletser mencair juga terjadi di Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpen dan Greenland. Bahkan baru – baru ini di Greenland terjadi gempa bumi aneh. Menurut ilmuwan Finlandia, Dr. Veli Kalilo, gempa bumi itu terjadi akibat runtuhnya es yang telah menyangga Greenland selama jutaan tahun. Profesor Jonathan Bamber dari Universitas Bristol Inggris mengatakan cairnya lapisan es di seluruh pemukaan bumi bisa mengubah medan gravitasi bumi.
Lubang di lapisan ozon yang terdapat di lapisan stratosfer di atas Kutub Utara kini kian melebar. Kabar terakhir mengatakan lubang itu sudah sebesar Benua Australia. Sedangkan lapisan ozon yang berada di lapisan Kutub Selatan juga sudah mulai berlubang, bahkan terlihat lebih mengkhawatirkan. Lubang tersebut disebabkan karena intervensi CFC (Chlorofluorocarbon), yaitu zat kimia beracun yang biasanya digunakan pada AC, dan hairspray.
Lubang lapisan ozon cepat membesar hanya dalam jangka waktu 29 tahun sejak diketahui kebocoannya pada tahun 1980. hal itu disebabkan karena 1 molekul CFC bisa merusak 100.000 molekul lapisan ozon. Sedangkan lapisan ozon berfungsi sebagai filter masuknya sinar Ultra Violet dari matahari.akibat lubang lapisan ozon yang melebar itulah, sinar Ultra Violet dengan mudah menembus bumi. Hal ini dapat berdampak besar terhadap kesehatan manusia. Banyak manusia terserang kanker kulit, paru – paru dan sakit katanrak pada usia muda. Para ahli memperkirakan apabila lubang lapisan ozon dibiarkan melebar maka di tahun 2025 nanti 100 juta penduduk dunia akan terserang kanker kulit dan paru – paru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

welcome

welcome

globe